Tujuh tahun sejak tragedi Rigopiano: kenangan dan refleksi

Peringatan Peristiwa Tragis yang Mengguncang Italia

Mengingat Tragedi dan Keterbukaannya

On Januari 18, 2017, sebuah kehancuran longsor menyerang Hotel Rigopiano, terletak di kotamadya Farindola, di kaki gunung Gran Sasso. Saat itu pukul 4 ketika tumpukan salju yang sangat besar, terlepas dari gunung, membanjiri hotel, menguburnya di bawah salju dan puing-puing setinggi beberapa meter. Pada hari tragis itu, Orang 29 kehilangan nyawa mereka, terjebak di dalam gedung. Peristiwa tersebut merupakan kombinasi mematikan antara kondisi cuaca ekstrem dan kerentanan struktural, sehingga meninggalkan luka mendalam di jantung Italia. Di antara para korban, enam orang berasal dari wilayah Marche, yang berasal dari daerah berbeda. Tragedi ini menonjol tidak hanya karena parahnya jumlah korban jiwa tetapi juga karena konsekuensi hukumnya dan pertanyaan mengenai pencegahan dan pengelolaan risiko di daerah pegunungan.

Keberanian dan Tekad Para Penyelamat

Grafik operasi penyelamatan bagi para korban tragedi Rigopiano merupakan upaya yang sangat kompleks, memobilisasi banyak tim penyelamat dari berbagai wilayah di Italia. Segera setelah bencana terjadi, penyelamat, termasuk petugas pemadam kebakaran, personel dari Guardia di Finanza, dan para sukarelawan, berpacu dengan waktu untuk mencapai lokasi kejadian, terhambat oleh kondisi cuaca buruk dan jalan yang tertutup salju. Dengan menggunakan helikopter dan kendaraan salju khusus, mereka berhasil mencapai hotel yang terkubur, memulai operasi penggalian dan pencarian.

Tim penyelamat bekerja tanpa kenal lelah, seringkali dalam kondisi berbahaya dan menantang, untuk mencari korban selamat. Upaya penyelamatan berlangsung dalam jangka waktu yang lama, dan tim penyelamat menghadapi risiko longsoran salju lebih lanjut, cuaca dingin ekstrem, dan tantangan bekerja di ruang terbatas dan tidak stabil. Meski mengalami kesulitan, mereka berhasil melakukannya menyelamatkan 11 orang, sebuah hasil yang, di tengah tragedi tersebut, membuktikan kepahlawanan dan dedikasi para pria dan wanita ini.

Pencarian Keadilan

Sejak itu, keluarga para korban telah memulai a perjalanan panjang dan sulit menuju keadilan, melanjutkan perjuangan mereka di ruang sidang. Sosok dari Paola Ferretti, ibu dari Emanuele Bonifazi, seorang resepsionis hotel dan salah satu dari banyak nyawa yang hilang, muncul sebagai simbol pertempuran ini. Dalam uji coba tingkat pertama, Pengadilan Pescara menghukum lima orang: Walikota Farindola, dua pejabat provinsi, manajer resor, dan seorang teknisi. Namun, dua puluh lima pembebasan itulah yang mendominasi berita utama. Itu jaksa penuntut umum telah meminta total sekitar 150 tahun penjara untuk berbagai pelanggaran, termasuk pembunuhan tidak disengaja dan beberapa tuduhan pembunuhan karena kelalaian. Reaksi keluarga korban terhadap putusan tersebut jelas menunjukkan ketidaksetujuan, dan pencarian keadilan terus berlanjut.

Peringatan dan Peringatan

Pada peringatan ketujuh tragedi itu, Wakil Perdana Menteri Antonio Tajani mengungkapkan pemikirannya kepada keluarga korban. Pernyataannya menekankan pentingnya mengingat para korban dan pentingnya upaya mencegah tragedi serupa. Tajani juga mengucapkan terima kasih atas kerja heroik yang dilakukan para penyelamat, khususnya Guardia di Finanza yang merupakan orang pertama yang mencapai lokasi bencana.

Lukanya Masih Terbuka

Tragedi Rigopiano masih menjadi luka terbuka bagi masyarakat dan seluruh bangsa. Peringatan tahunan ini tidak hanya berfungsi untuk mengenang mereka yang kehilangan nyawa pada hari tragis itu tetapi juga untuk merefleksikan pentingnya hal tersebut keselamatan dan pencegahan dalam situasi darurat.

sumber

Anda mungkin juga menyukai