Pengukuran kinerja kunci pelayanan medis darurat di kota-kota Asia

Salah satu prinsip utama dalam standar yang direkomendasikan adalah bahwa penyedia layanan medis darurat (EMS) harus terus memantau kualitas dan keamanan layanan mereka. Ini mengharuskan penyedia layanan untuk menerapkan pemantauan kinerja menggunakan langkah-langkah yang sesuai dan relevan termasuk indikator kinerja utama. Di Asia, Sistem EMS berada pada fase perkembangan dan kematangan yang berbeda. Ini akan membuat sulit dalam membuat tolok ukur atau menilai kualitas kinerja EMS di seluruh wilayah. Suatu usaha dilakukan untuk membandingkan indeks kinerja EMS berdasarkan struktur, proses, dan analisis hasil.

Data dikumpulkan dari data Pan-Asian Resuscitation Outcome Study (PAROS) di antara beberapa kota di Asia, yaitu, Tokyo, Osaka, Singapura, Bangkok, Kuala Lumpur, Taipei, dan Seoul. Parameter inklusi secara luas dibagi menjadi struktur, proses, dan pengukuran hasil. Data dikumpulkan oleh penyelidik situs dari setiap kota dan dimasukkan ke dalam formulir data berbasis web elektronik yang dijamin ketat oleh nama pengguna dan kata sandi. Secara umum, tampaknya ada keseragaman yang lebih untuk parameter kinerja EMS di antara sistem EMS yang lebih berkembang. Masalah utama dengan agen EMS di kota-kota di negara berkembang seperti Bangkok dan Kuala Lumpur adalah data yang tidak memadai atau tidak tersedia yang berkaitan dengan kinerja EMS.

Ada ketidakseragaman dalam pengukuran kinerja EMS di kota-kota Asia. Ini menciptakan kesulitan untuk perbandingan indeks kinerja EMS dan benchmarking. Semoga, di masa depan, upaya kolaboratif seperti kelompok jaringan PAROS akan lebih meningkatkan standarisasi dalam pelaporan kinerja EMS di seluruh wilayah.

PENULIS: Nik Hisamuddin Rahman, Hideharu Tanaka, Sang Do Shin, Yih Yng Ng, Thammapad Piyasuwankul, Chih-Hao Lin dan Marcus Eng Hock Ong

[document url = ”http://www.intjem.com/content/pdf/s12245-015-0062-7.pdf” width = ”600 ″ height =” 720 ″]

Anda mungkin juga menyukai