Peran Perawat dalam Kesiapsiagaan Darurat

Pernyataan posisi resmi Asosiasi Kesehatan Wanita, Kebidanan & Perawatan Neonatal Disetujui oleh Dewan Direksi AWHONN

Perawat berperan penting dalam kesiapsiagaan darurat di tingkat lokal, negara bagian, dan nasional melalui perencanaan, pendidikan masyarakat dan konsumen, dan perawatan langsung yang diberikan selama bencana.

Asosiasi Perawat Kesehatan, Kebidanan dan Neonatal Wanita (AWHONN) mendorong para perawat untuk berpartisipasi secara aktif dalam semua tahapan kesiapsiagaan dan tanggap bencana di dalam institusi dan komunitas mereka. Di dalam lembaga mereka, mereka harus terlibat dalam penilaian dan perencanaan bahaya sebelum bencana terjadi, menanggapi selama krisis, dan membantu mengurangi bahaya selama fase pemulihan.

Karena anggota AWHONN memberikan perawatan terutama kepada wanita dan bayi, AWHONN sangat memperhatikan kebutuhan populasi rentan ini sebelum, selama, dan setelah bencana.

Perawat kesehatan dan neonatal perempuan harus dididik dengan baik untuk menanggapi kebutuhan fisik, mental, gizi, dan perawatan kesehatan lainnya bagi perempuan dan bayi selama bencana. Perawat juga harus membuat rencana untuk diri mereka sendiri dan keluarganya jika terjadi keadaan darurat.

Kesiapsiagaan darurat: pentingnya bersiap

“Semua kesiapsiagaan bahaya” adalah istilah yang digunakan setelah Badai Katrina pada tahun 2005. Ini menunjukkan perlunya memiliki rencana yang disengaja untuk menanggapi berbagai jenis keadaan darurat dan bencana (alam, tidak disengaja, atau disengaja).

Berbagai badan, termasuk pemerintah negara bagian dan lokal, fasilitas perawatan kesehatan, dan bisnis telah mengembangkan rencana untuk menghadapi potensi krisis. Proses perencanaan adalah siklus berkelanjutan yang melibatkan perencanaan, pengorganisasian, melengkapi, melatih, melatih, mengevaluasi, dan membuat revisi rencana (Federal Emergency Management Agency [FEMA], 2010).

Meskipun banyak institusi sedang bekerja untuk mengembangkan semua rencana bahaya, pertimbangan untuk ibu hamil dan nifas serta bayi seringkali tidak ditangani atau diberikan perhatian terpisah yang minimal. Kekosongan pedoman terkait populasi kebidanan dan neonatal merupakan pengawasan yang signifikan mengingat setiap tahun terdapat lebih dari empat juta kelahiran di Amerika Serikat (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit [CDC], 2011), dan persalinan adalah alasan paling umum. untuk rawat inap (Russo, Wier, & Steiner, 2009).

Saat terjadi bencana, kemungkinan besar ibu hamil akan mengalami gangguan dalam perawatan kehamilannya. Wanita-wanita ini juga memiliki peningkatan risiko untuk kelahiran prematur, bayi dengan berat badan lahir rendah (Hamilton, Sutton, Mathews, Martin, & Ventura, 2009), dan bayi jangka panjang. kesehatan mental masalah. Dengan demikian, perempuan dan bayi merupakan populasi besar dan rentan yang harus mendapat perhatian khusus dalam situasi bencana.

Peran Perawat

Perawat memiliki peran penting dalam memaksimalkan pengalaman kesehatan dan perawatan kesehatan ibu hamil, ibu baru, dan bayi. Peran ini meluas untuk menangani kebutuhan perempuan dan bayi dalam bencana. Perawat ditempatkan dengan baik untuk meyakinkan wanita dan keluarganya bahwa bayi yang sehat telah dilahirkan dalam situasi bencana (Badakhsh, Harville, & Banerjee, 2010).

Perawat sering memfasilitasi komunikasi dan mengkoordinasikan perawatan di antara anggota tim perawatan kesehatan, pasien, dan keluarga mereka selama bencana. Komunikasi yang jelas merupakan elemen penting dari perencanaan dan tanggap bencana. Ini termasuk komunikasi formal dan informal (verbal dan tertulis) dan dokumentasi elektronik dan kertas.

Perawat dan penyedia layanan kesehatan lainnya harus bekerja sama dengan pejabat yang terlibat di semua tingkat kesiapsiagaan bencana. Mereka juga harus bekerja untuk mendidik perempuan dan keluarga tentang bagaimana membuat rencana
dan tetap aman selama bencana.

persiapan perawat

 

SOURCE

 

Anda mungkin juga menyukai